PLN Indonesia Power (PLN IP) telah menunjukkan manfaat ganda dari penerapan program cofiring di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang. Selain mempercepat transisi energi hijau di Indonesia, program ini juga memberikan keuntungan finansial dan sosial bagi masyarakat. Langkah ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Kepala Dinas ESDM Provinsi NTB, Sahdan, menyatakan bahwa penerapan cofiring menggunakan biomassa sawdust di PLTU Jeranjang tidak hanya memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan sosial, tetapi juga mendukung pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) serta target Net Zero Emission 2050 di NTB.
"Program cofiring ini mendukung pengembangan EBT dan green energy, serta berusaha keras untuk mencapai target Net Zero Emission di NTB pada tahun 2050," kata Sahdan.
Selain itu, penggunaan biomassa di PLTU Jeranjang juga dapat memperkuat sektor pariwisata dengan menyediakan energi hijau yang rendah emisi. Hal ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan ke NTB, khususnya Lombok.
"Manfaat cofiring sangat banyak. Selain sebagai energi hijau untuk transisi, program ini juga menguntungkan masyarakat," tambah Sahdan.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa biomassa sawdust adalah salah satu alternatif untuk menggantikan batubara. Langkah ini adalah bagian dari komitmen PLN dalam transisi energi di Indonesia dan mendukung target Net Zero Emission pada tahun 2060. Cofiring biomassa merupakan salah satu cara untuk meningkatkan bauran energi terbarukan di Indonesia.
"Penggunaan biomassa pada unit bisnis pembangkitan ini berdampak pada penurunan emisi di sektor kelistrikan, mendukung PLN IP sebagai Subholding PLN untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060," jelas Edwin.
Manager Unit PLN Indonesia Power UBP Jeranjang, Yunisetya Ariwibawa, menyebutkan bahwa PLTU Jeranjang memanfaatkan berbagai limbah sebagai bahan baku biomassa, termasuk hasil olahan sampah, serbuk kayu, woodchip, dan Limbah Racik Uang Kertas (LURK). Total konsumsi biomassa PLTU Jeranjang dari awal tahun hingga Agustus 2024 mencapai 15.796 ton.
Pemanfaatan limbah oleh PLN Indonesia Power UBP Jeranjang dalam program cofiring memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Mansyur, koordinator penyedia biomassa sawdust, mengungkapkan bahwa PLN IP memberdayakan masyarakat sekitar untuk menyediakan biomassa dari Lombok.
"Pengumpulan biomassa sawdust melibatkan potensi lokal di Pulau Lombok. Kami mengumpulkan ratusan ton setiap hari, yang meningkatkan pendapatan masyarakat dari Rp 50 ribu menjadi Rp 100 hingga 150 ribu per hari," kata Mansyur.
Mansyur dan kelompoknya ditargetkan untuk menyediakan 3 ribu ton sawdust per tahun, melibatkan sekitar 50 orang. Selain itu, para pengrajin kayu juga mendapatkan manfaat dari program ini, karena limbah serbuk kayu yang sebelumnya tidak bernilai kini memiliki nilai ekonomi.
"Kerja sama dengan pengolah kayu di Lombok memberikan nilai tambah pada serbuk kayu yang sebelumnya limbah. Kalori dari bahan kayu ini cukup baik," tutup Mansyur.
Untuk berita menarik lainnya mengenai PLN Indonesia Power, kunjungi portal www.plnindonesiapower.co.id.