Transisi Energi di PLN Indonesia Power: Solusi untuk Ketahanan Energi Nasional

Kamis, 31 Oktober 2024 | 19:19:40 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) berpartisipasi dalam _Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024_, memamerkan inovasi untuk mencapai target _Net Zero Emission_ pada tahun 2060. Dalam inisiatif terbaru, PLN IP bekerja sama dengan ACWA Power, Pupuk Indonesia, dan PLN Energi Primer Indonesia untuk mengembangkan proyek _green hydrogen_ yang terintegrasi. Selain itu, kolaborasi dengan Ishikawajima-Harima Heavy Industries (IHI) Corporation juga dilaksanakan untuk program _ammonia cofiring_, yang bertujuan untuk memaksimalkan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, mengungkapkan bahwa perusahaan telah meluncurkan berbagai terobosan untuk menerapkan transisi energi dan menurunkan emisi karbon, dengan fokus pada pengembangan EBT.

“PLN Indonesia Power berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dari sektor kelistrikan dan memperhatikan emisi di sektor transportasi melalui pengembangan ekosistem hidrogen,” ujar Edwin.

Ia juga menekankan pentingnya kerjasama dengan mitra global seperti ACWA Power dan IHI Corporation untuk mempercepat pengembangan EBT dan inovasi pengurangan emisi.

Proyek Garuda Hidrogen, yang melibatkan PLN Indonesia Power, ACWA Power, Pupuk Indonesia, dan PLN Energi Primer Indonesia, bertujuan untuk memproduksi _Green Hydrogen_ dari energi hijau yang dihasilkan oleh pembangkit EBT. Proyek ini diharapkan mampu menghasilkan sekitar 15 KTPA _Green Hydrogen_, meningkatkan penggunaan energi terbarukan di Indonesia.

“Komitmen PLN IP adalah untuk terus berupaya memenuhi kebutuhan energi terbarukan yang berkelanjutan. _Green Hydrogen_ adalah salah satu solusi yang sedang kami kembangkan dalam transformasi menuju pembangkit yang lebih bersih dan ramah lingkungan,” jelas Edwin.

Rahmad Pribadi, Direktur Utama Pupuk Indonesia, menambahkan bahwa _green hydrogen_ akan menjadi bahan baku utama dalam produksi amonia hijau untuk pupuk urea dan NPK, mendukung keberlanjutan pasokan bagi industri pupuk nasional.

“Kami ingin memastikan produksi tetap berjalan lancar dan ketersediaan bahan baku terjamin. Dengan memanfaatkan _green hydrogen_, kami mengurangi ketergantungan pada sumber daya yang tidak terbarukan,” tambahnya.

Salman Baray, Vice President South & South East Asia dari ACWA Power, optimis bahwa kolaborasi antara PLN Indonesia Power dan ACWA Power akan menjadi pelopor dalam pengembangan _Green Hydrogen_ untuk industri yang rendah emisi.

“Kami percaya bahwa kerja sama ini akan berkontribusi pada penurunan emisi dan membantu memerangi perubahan iklim,” tuturnya.

Sementara itu, kerjasama PLN Indonesia Power dengan IHI Corporation berfokus pada penyesuaian teknologi di boiler PLTU Labuan untuk mendukung program _ammonia cofiring_, yang dianggap sebagai langkah penting dalam transisi energi.

Edwin menegaskan bahwa penyesuaian ini memerlukan modifikasi pada _burner_ di PLTU Labuan. Melalui kolaborasi ini, PLN Indonesia Power dan IHI Corporation berharap dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi gas rumah kaca secara signifikan.

“Teknologi _burner_ dan _vaporizer_ yang dikembangkan oleh IHI Corporation akan membuka peluang bagi PLN Indonesia Power dan PLN Group untuk menjadi pemimpin dalam pasar energi hijau global,” pungkas Edwin.

Souichi Nakajima, Chief Representative Indonesia Business Development Headquarters IHI Corporation, juga menyambut baik kerja sama ini dan berkomitmen untuk berfokus pada teknologi energi hijau yang inovatif. Ia percaya bahwa penggunaan _cofiring green ammonia_ dapat membawa perubahan besar dalam transisi menuju energi bersih, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.

Untuk informasi lebih lanjut tentang PLN Indonesia Power, Anda dapat mengunjungi www.plnindonesiapower.co.id.

Terkini